YANG PASTI ADALAH KETIDAK PASTIAN. MENGHADAPINYA KITA HARUS BERSIFAT FLEKSIBEL
Beberapa hari sebelum pemilu Amerika beredar kabar bahwa kasus emailnya Hillary dianggap clear oleh FBI. DOW naik. Optimisme bahwa Hillary akan menang bertambah tinggi. But the market always right. Tenyata market (voters) memilih Trump dan dengan perbedaan yang cukup tinggi. Berarti Trump menang mutlak. Motto MAKE AMERICA GREAT AGAIN yang dipakai Trump betul2 sakti Dan apa yan terjadi setelah kemenangan Trump? Dua hari berturut turut DOW malah naik dan USD menguat. Berarti pasar di Amerika berfihak kepada Trump? Wallahualam
Sebaliknya diluar Amerika kemenangan Trump direspon negatif. Bursa-bursa turun. Kebanyakan mata uang melemah terhadap USD dan yg pintar adalah negara-negara yang mengambil sikap netral thd pemilihan Presiden seperti Australia, Jepang dan Singapura dan hasilnya dalah bursa mereka tidak tergoyahkan oleh kemenangan Trump dan mata uangnya malah menguat terhadap USD.
Dan bagaimana tentang Indonesia? Dari yang turun seperti biasanya Indonesia yang paling turun baik IHSG maupun IDR nya. Isu yang mengatakan Trump akan menarik dolarnya dari negara-negara sedang berkembang dari India sampai Indonesias membikin Bank Sentral negara-negara tersebut kalang kabut. Rupiah sendiri sempat anjlok keatas 13600 yang akhirnya bertahan di kisaran 13300. IHSG jatuh tajam
What next? Seperti selalu saya katakan berulang kali, saya bukanlah ahli ekonomi bukan pula pengamat ekonomi dan berusaha untuk tidak membikin ulasan ekonomi. Apalah saya ini dibanding dengan para pakar apalagi ternyata merekapun banyak ulasannya yang meleset. Saya hanya menempatkan diri bagaimana sebagai salah satu pelaku investasi dan trading di pasar modal saya harus bereaksi, memberikan respon atau mengantisipasi setiap perubahan yang berlangsung begitu cepatnya yang menciptakan ketidak pastian. Dan tentunya saya harus memiliki cara untuk menghadapinya. Salah satu cara nya adalah saya akan selalu memilih saham2 yang memiliki fundamental yang baik. Saham-saham ini meskipun tidak kebal terhadap fluktuasi harga akan tetapi selama fundamentalnya baik maka dia akan selalu memberikan dividen. Dan salah satu kelebihan lain dari saham-saham semacam ini adalah saya percaya jika terjadi rebound makan saham-saham semacam inilah yang rebound nya cepat.
Selanjutnya kita mengenal dengan apa yang dikatakan dengan cut loss atau take profit. Menurut saya cut loss hanya dikenal pada trading dan tidak dikenl pada investasi. Meskipun pada investasi tidak dikenal kata cut loss apakah itu berarti tidak boleh dijual? Anggapan itu salah. Keuntungan hanya bisa terealisasi apabila saham telah dijual. Lalu mengapa investasi tidak mengenal kata cut loss? Pengalaman saya memiliki saham untuk investasi maupun reksadana, saya tidak mengenal kata cut loss karena saya membelinya pada waktu dia sangat undervalue yaitu ketika harganya jauh dibawah harga wajar. analisa saham
IHSG minggu lalu jatuh sangat tajam. Lari atau diam? Jawabannya apakah anda trader atau investor. Sebagai trader maka kemarin seharusnya kita sudah lari karena IHSG telah menembus kebawah 5300. Akan tetapi sebagi investor mungkin jika IHSG menembus angka 5100 sebaiknya kita keluar dulu. Past tidak rugi melainkan untungnya berkurang karena sebagai investor mungkin anda membelinya waktu IHSG berada di angka 4200. Dan semuanya itu saya lakukan dengan menggunakan analisa teknikal atau TA. Analisa Teknikal membuat saya bisa fleksibel.